Banyaknya orang yang memiliki hobi yang satu ini membuat lumut memiliki nilai ekonomi. Mereka lebih memilih membeli lumut untuk umpan ketimbang mencari di sawah atau sungai.
Nah, jika kamu ingin memanfaatkan peluang bisnis ini, simak artikel berikut ini. Karena mudah dan tidak membutuhkan banyak modal, mengapa tidak dicoba saja.
Pada dasarnya, ada dua teknik budidaya, yaitu di lahan sawah dan kolam terpal. Ada metode lain tapi metode ini membutuhkan peralatan dan biaya yang tidak sedikit. Lahan sawah dan kolam terpal memiliki teknik budaya sendiri-sendiri yang perlu dicermati.
Daftar Isi:
- Budidaya Lumut di Lahan Sawah
- Budidaya Lumut di Kolam Terpal
Budidaya Lumut di Lahan Sawah
Jika kamu memiliki sawah yang biasanya ditanami padi, ada baiknya kamu beralih ke budidaya lumut. Seorang petani di Sragen menegaskan bahwa cara budidaya lumut lebih mudah dan untung lebih banyak ketimbang padi. Hanya saja ada syarat-syaratnya.
Pertama, air harus selalu mencukupi karena lumut membutuhkan banyak air untuk hidup. Cuaca yang mendukung artinya, hujan dan panas seimbang. Cuaca yang selalu panas atau selalu hujan kurang baik untuk pertumbuhan lumut.
Baca juga : Cara Merawat Tanaman Tomat
Terlebih dahulu, lahan sawah yang akan digunakan untuk budidaya lumut harus disterilkan. Caranya, sawah diubah total menjadi kolam air dan bebas dari lumpur.
Kemudian, keringkan dan sebar dolomit hingga merata. Tunggulah selama beberapa hari sampai dolomit tersebut kering. Barulah kemudian, kamu mengalirkan air ke dalam sawah sampai penuh.
Jika sudah pada tahap ini, berarti benih lumut siap ditebar. Pilihlah benih lumut yang bagus, panjang dan kasar.
Benih yang disebar biasanya akan ada yang tenggelam menempel di dasar dan pinggir lahan. Jika ada, ambillah agar benih mengapung di permukaan. Dengan begitu, benih bisa tersebar ke seluruh sisi kolam.
Cara budidaya lumut di lahan sawah bisa dipanen dalam waktu seminggu. Kamu mesti melakukan pengontrolan tiap 1-2 hari sekali untuk meyakinkan pertumbuhan lumut bisa optimal. Asal air bisa mencukupi kamu bisa panen lumut sepanjang tahun. Potensinya, cukup menggiurkan. 1 sak bibit lumut bisa panen 2-3 sak hanya dalam waktu seminggu. Penebaran bibit hanya dilakukan sekali pada awal.
Budidaya Lumut di Kolam Terpal
Bagi kamu yang tidak memiliki lahan sawah, jangan khawatir. Kamu tetap bisa menanam lumut di kolam terpal. Caranya juga cukup mudah, tidak butuh biaya besar dan hanya memerlukan lahan yang sempit.
Cara budidaya lumut di kolam terpal dimulai dengan membuat kolam terpal berukuran 250 cm x 80 cm dengan kedalaman 20 cm. Lapisi dasar kolam dengan lumpur sawah setebal 1 sampai 2 cm. Kamu bisa juga menggunakan gamping/dolomit. Diamkan selama satu minggu.
Ketinggian air yang diinginkan adalah 10 cm, jadi kurangi air di kolam terpal sebelum penaburan benih. Dengan tinggi hanya 10 cm, pertumbuhan lumut akan menjadi lebih cepat. Air tidak boleh ada yang bocor keluar. Jika ini berhasil, dalam waktu 3 minggu, lumut akan mulai tumbuh.
Setelah lumut tumbuh, aliri kolam dengan air hingga ketinggian 20 cm. Hal ini bertujuan agar lumut bisa bertambah panjang. Dalam waktu satu bulan, lumut sudah bisa dipanen. Untuk mempercepat pertumbuhan lumut, kamu bisa menambahkan pupuk urea sebanyak 15 gram per kolam pada saat kolam diisi air pada minggu pertama.
Dari kedua metode di atas, memang ada perbedaan pada masa panen. Kolam sawah lebih cepat panen karena hanya memerlukan waktu 1 minggu karena bibit ditebar terlebih dahulu. Sedangkan kolam terpal, tanpa melakukan penebaran benih. Nah, kamu bisa memilih sendiri metode cara budidaya lumut mana yang akan kamu gunakan. Sesuaikan dengan kondisi dan ketersediaan lahan yang kamu miliki.